Seperti banyak gangguan kejiwaan, pedofilia diyakini telah terjadi pada umat manusia sejak dahulu kala atau sepanjang sejarah, tetapi belum resmi diberikan nama atau istilah. Hingga akhir abad ke-19. Istilah Erotika Pedofilia pertama kali dikemukakan pada tahun 1886 oleh psikiater Wina Richard von Krafft-Ebing dalam tulisannya yang berjudul Psychopathia Sexualis [1]. Istilah ini muncul dalam bagian yang berjudul “Pelanggaran Individu di Bawah Usia Empat Belas Tahun”, yang difokuskan pada aspek pelaku psikiatri forensik seksual anak secara umum. Krafft-Ebing menjelaskan beberapa tipologi pelaku, membagi mereka menjadi asal-usul psikopatologis dan non-psikopatologis. Hasil hipotesis menghasilkan beberapa faktor penyebab yang dapat mengarah pada pelecehan seksual terhadap anak-anak. [1]
Krafft-Ebing memberikan ciri umum Erotika Pedofilia (penyimpangan psiko-seksual) yaitu
Individu yang tercemar [oleh keturunan atau pengaruh genetik] (hereditär belastete)
Daya tarik utama atau subjek adalah anak-anak, bukan orang dewasa.
Tindakan yang dilakukan kepada subjek biasanya tidak selalu melakukan hubungan langsung, namun juga dalam hal memanipulasi anak dalam melakukan suatu tindakan yang dikehendakinya (tentu saja dalam maksud pelecehan seksual)
Sumber : [1]
Von Krafft-Ebing, Richard (1922). Psychopathia Sexualis. Translated to English by Francis Joseph Rebman. Medical Art Agency. pp. 552–560. ISBN1-871592-55-0