我們只售賣RELX電子煙原裝煙彈,一顆煙彈可以使用3-5天。 提供100%原裝正品RELX煙彈,悅刻菸彈, 各種不同口味齊全,正品RELX專用煙彈現貨快速發貨。 選擇RELX悅刻電子菸煙彈,不要猶豫,按下加入購物車,為你將要到來的時尚和愉快下單!
Jaman serba online begini, semua hal terhubung dengan internet. Dari menggali informasi, berbisnis, mencari hiburan, mengisi waktu luang bahkan sampai menyalurkan hobi dan hasrat mengeksiskan diri, semua bisa dilakukan hanya dengan duduk di depan komputer atau laptop. Dapat dikatakan, berinternet ria sudah menjadi kebutuhan penting saat ini. Bahkan bagi sebagian orang, internet adalah segalanya.
Ada sebagian orang menganggap bahwa internet mampu membuat orang menjadi “gila” (dalam tanda kutip). Ungkapan ini tidak berlebihan jika kita melihat berbagai masalah kejiwaan dimana orang yang lebih mencintai internet (dunia mayanya) melebihi rasa cinta kepada pasangannya atau keluarganya atau dunia nyatanya. Banyak orang yang berubah menjadi anti sosial karena nyaman menggunakan internet. Adapula yang memanfaatkan internet untuk menyalurkan kemarahan bahkan kebohongan yang direkayasa dan direncanakan.
Dari berbagai sumber yang diperoleh, Mas Valentino mengangkat hal ini dalam talkshow on airnya pada hari Selasa, 20 November 2012. Seperti biasanya, program Bunda Pintar yang dipandu oleh Mbak Hanny dari Radio Suara Edukasi ini mengajak para orang tua khususnya para ibu untuk berperan aktif membimbing anak-anaknya di era teknologi.
Menurut Mas Valentino, kecanduan internet atau online bisa menyebabkan gangguan kepribadian bahkan kejiwaan. Atau kalau mau dianggap, paling tidak mengubah kebiasaan seseorang yang diluar kebiasaannya. Banyak contoh nyata yang bisa diamati.
Bagi para Gamers Addicted dan Chatters Addicted, mereka akan rela tidak tidur hanya untuk bermain game dan chatting. Ada anak yang lebih memilih internet daripada nasi. Kita dapat lihat, dari orang dewasa hingga anak-anak memenuhi warnet setiap harinya karena “kegilaan” terhadap internet, bahkan sampai menginap di warnet tersebut. Adapula yang rela menghabiskan uangnya demi memenuhi kesenangannya ber-game online. Ada beberapa game online yang sangat digemari, di mana barang-barang fiktif tersebut bisa dibeli dengan uang “nyata”.
Di rumah pun, anak-anak sampai lupa makan atau belajar dan lebih memilih online. Tak jarang pula saat satu keluarga berkumpul, tetapi semua sibuk online dengan gadgetnya sendiri-sendiri.
Dari paparan Mas Valentino, ada banyak ancaman gangguan kepribadian, namun paling tidak ada 6 jenis gangguan yang dapat kita pelajari:
1. Gangguan kepribadian berupa emosi yang sebentar-sebentar meledak di saat online, mengamuk karena mudah tersinggung.
Orang yang mengidap gangguan ini tampak normal pada awalnya. Beberapa hari atau jam sebelumnya mereka bisa saja melakukan pembicaraan-pembicaraan lucu atau komentar-komentar hangat. Akan tetapi beberapa saat kemudian berubah marah-marah dan mengumpat disebabkan sesuatu yang menyinggung perasaannya.
Kenapa hal itu bisa terjadi di Internet?
2. Gangguan Kepribadian dimana orang memiliki toleransi rendah dalam sebuah forum.
Dapat digambarkan sebagai seseorang yang mencari-cari kepuasan untuk dipenuhi segera atau ingin menghindari dari rasa sakit dalam waktu cepat. Pada awalnya mirip dengan perilaku anak tujuh tahunan yang menginginkan sebuah mainan, dan akan berteriak dengan menghentak-hentakan tangan dan kakinya agar segera mendapatkan apa diinginkannya.
Bagi orang yang suka menulis dan melakukan posting, sering kali merasa bahwa postingannya sangat sempurna. Penulisnya hampir setiap waktu mengecek masuknya komentar yang baru diberikan pembacanya. Jika ia mendapat komentar-komentar miring penuh kritik, maka dengan cepat ia akan meluncurkan jawaban yang akan mematahkan tanggapan itu.
Jika tidak ada yang memberikan komentar, dia akan mengirimkan komentarnya sendiri – mungkin dengan nama lain – untuk meramaikan tulisannya.
3. Münchhausen syndrome
Ini adalah penyakit mental di mana orang menciptakan gejala atau penyakit pada diri mereka atau anak mereka untuk mendapat investigasi, penanganan, perhatian, simpati dan kenyamanan dari tenaga medis. Dalam beberapa hal, orang yang menderita sindrom Münchausen memiliki pengetahuan medis yang tinggi. Contohnya orang yang terkena sindrom ini menyuntik diri mereka dengan benda yang terinfeksi, sehingga harus dilakukan analisis medis dan memperpanjang masa inap mereka di rumah sakit.
Suatu kondisi di mana seseorang dengan sengaja membuat kebohongan, menirukan, menambah buruk suatu keadaan, atau mempengaruhi diri sendiri agar sakit dengan tujuan diperlakukan seperti orang sakit.
Ini terjadi karena sangat mudah melakukan kebohongan dalam kehidupan nyata, dan sepuluh kali lebih mudah melakukannya di internet, karena tidak ada seorang pun bisa memeriksa kebenaran fakta-faktanya.
4. Gangguan kepribadian dimana keadaannya adalah seseorang tergoda untuk memaksa orang lain pada saat online karena sangat perfeksionisme.
Gangguan kepribadian jenis ini bisa dijelaskan dengan contoh kegilaan akan tata bahasa. Ketika orang menemukan suatu kesalahan tata bahasa atau penulisan kata yang keliru dari orang lain dalam sebuah posting atau komentar, maka dia langsung menyerang dan dengan keras memprotesnya.
Dalam kenyataannya penderita gangguan ini merasakan ketakutan yang tidak logis terhadap dunia yang lebih berantakan, lebih kotor dan lebih kacau dibanding seharusnya yang dia pikirkan; sehingga secara cepat keadaan menjadi lebih buruk, dan akan mengalami kehancuran sampai ada seseorang yang memperbaikinya.
Di internet, setelah membaca setiap komentar-komentar, orang normal akan menderita nasib yang sama. Tata bahasa yang keliru, pilihan kata yang tidak tepat, atau bahasa gaul yang membingungkan, mendesak anda untuk mengoreksinya (tukang protes).
5. Perilaku merendahkan diri sendiri.
Dalam kehidupan nyata, gangguan ini dapat dikenal dengan perilaku merendahkan diri sendiri (bukan rendah hati) secara berlebihan dan sadar untuk mendapat perhatian orang lain (caper)
Jika sampai kepada tingkat ekstrem, hal itu dapat berubah menjadi pelecehan seksual secara online, dimana pelecehan menjadi sebuah tindakan nyata.
Ini bisa terjadi karena pencari perhatian bisa mendapatkan apa yang diinginkannya di internet, bila perlu orang tersebut nekat merendahkan dirinya sendiri dengan bahasanya, foto-foto atau adegan video online.
6. Internet Asperger’s Syndrome (atau E-spergers)
Seseorang yang dicap sebagi E-spergers adalah orang yang secara konsisten dan dapat diprediksi (karena kebiasaannya) menulis komentar-komentar yang aneh, janggal, buruk yang sifatnya menyerang, tidak sopan, menghina dan menyakiti hati.
Karena perilakunya konsisten dan dapat diprediksi inilah, maka E-spergers dapat melakukan segala macam hal termasuk Cyber-Bully (Troll) atau Cyber-bullying (Trolling). Namun orang yang melakukan Cyber-bullying belum tentu dapat dicap sebagai E-spergers.
Sindrom Asperger atau Asperger disorder yaitu salah satu gejala autisme di mana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima oleh banyak orang.
Walau memiliki gejala Autisme, Sindrom Asperger sebenarnya dapat dibedakan dari gejala autisme lainnya karena dilihat dari kemampuan linguistik dan kognitif para penderitanya yang relatif tidak mengalami penurunan. Bahkan menurut para ahli, mereka yang menderita Sindrom Asperger memiliki IQ yang relatif tinggi atau rata-rata. Hal ini berarti sebagian besar penderita sindrom Asperger bisa hidup secara mandiri.
Penderita sindrom Asperger sering kesulitan memahami ironi, sarkasme, dan penggunaan bahasa slang, apalagi memahami mimik muka/ekspresi orang lain, dan cenderung berbahasa dengan gaya formal. Mereka juga tergolong sulit bersosialisasi dengan orang lain dan cenderung menjadi pemalu, tergantung tingkat keparahan penyakit atau perkembangan si penderita sendiri.
Dari pemahaman inilah, kita mungkin dapat mengenal E-spergers, bahwa mereka yang berkomentar atau bahkan menulis pada media online, khususnya media online sosial, adalah orang yang secara sadar tidak memiliki filter untuk memahami “what to say and what not to say online.”
Walau bukan penyakit mental, mereka yang mengidap penyakit ini perlu diterapi secara khusus. Hal ini dilakukan agar mereka dapat memperbaiki cara berkomunikasi dengan lingkungannya dan dapat diterima dalam pergaulan.
**
Dari uraian tersebut, semoga dapat menjadi perhatian kita semua, khususnya bagi orang tua agar mewaspadai ini semua, paling tidak jangan sampai ancaman ini terjadi pada diri kita, keluarga kita apalagi anak-anak kita. Manfaatkan internet secara bijak, bukannya menjadikan kita sebagai budak internet.
—-
Untuk mendengar kembali hasil talkshow IDKITA dapat dilihat melalui link http://youtube.com/user/idkitakompasiana
Symber Gambar : www.teachmedia.org
6 September 2021
9 Agustus 2021
23 Mei 2016
7 Mei 2016