Jumat , 16 April 2021
  • Home
  • Kontak Kami

IDKITA Community

Hentikan Kekerasan Pada Anak
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
    • Pendaftaran Sukarelawan
    • Permohonan Kegiatan
    • Konsultasi dan Pengaduan
  • kegiatan
  • Artikel
  • Berita
  • Tutorial
    • Parenting Control
    • Tips dan Trik
  • Parenting
    • Artikel Parenting
    • Aplikasi Parenting Control
      • Aplikasi Android
      • iOS
      • Blackberry
      • Windows Phone
  • Galeri Video
  • FAQs
    • FAQ Pedofilia
Artikel
  • PBNU Minta Publik Bijak Gunakan Medsos
  • Jokowi Ingin Ada Kampanye Masif untuk Penggunaan Medsos yang Positif
  • Menkominfo: Hampir 800 Ribu Situs Sebar Hoax di Internet
  • Jokowi Minta Hukum Tegas dan Keras untuk Penebar Kebencian di Medsos
  • Jokowi Perintahkan Evaluasi Media Online Penebar Hoax dan Provokasi
  • Kasus Asusila Kediri: Terdakwa Dapat Dikenakan Penggabungan Tindak Pidana Selama 20 Tahun
  • Tangani Masalah Yuyun Jangan Tergesa-gesa dan Asal-asalan!
You Are Here: Home » Artikel » Ancaman Gangguan Kepribadian Karena Online

Ancaman Gangguan Kepribadian Karena Online

Posted by :Deasy Maria Posted date : 24 November 2012

Jaman serba online begini, semua hal terhubung dengan internet. Dari menggali informasi, berbisnis, mencari hiburan, mengisi waktu luang bahkan sampai menyalurkan hobi dan hasrat mengeksiskan diri, semua bisa dilakukan hanya dengan duduk di depan komputer atau laptop. Dapat dikatakan, berinternet ria sudah menjadi kebutuhan penting saat ini. Bahkan bagi sebagian orang, internet adalah segalanya.

Ada sebagian orang menganggap bahwa internet mampu membuat orang menjadi “gila” (dalam tanda kutip). Ungkapan ini tidak berlebihan jika kita melihat berbagai masalah kejiwaan dimana orang yang lebih mencintai internet (dunia mayanya) melebihi rasa cinta kepada pasangannya atau keluarganya atau dunia nyatanya. Banyak orang yang berubah menjadi anti sosial karena nyaman menggunakan internet. Adapula yang memanfaatkan internet untuk menyalurkan kemarahan bahkan kebohongan yang direkayasa dan direncanakan.

Dari berbagai sumber yang diperoleh, Mas Valentino mengangkat hal ini dalam talkshow on airnya pada hari Selasa, 20 November 2012. Seperti biasanya, program Bunda Pintar yang dipandu oleh Mbak Hanny dari Radio Suara Edukasi ini mengajak para orang tua khususnya para ibu untuk berperan aktif membimbing anak-anaknya di era teknologi.

Menurut Mas Valentino, kecanduan internet atau online bisa menyebabkan gangguan kepribadian bahkan kejiwaan. Atau kalau mau dianggap, paling tidak mengubah kebiasaan seseorang yang diluar kebiasaannya. Banyak contoh nyata yang bisa diamati.

Bagi para Gamers Addicted dan Chatters Addicted, mereka akan rela tidak tidur hanya untuk bermain game dan chatting. Ada anak yang lebih memilih internet daripada nasi. Kita dapat lihat, dari orang dewasa hingga anak-anak memenuhi warnet setiap harinya karena “kegilaan” terhadap internet, bahkan sampai menginap di warnet tersebut. Adapula yang rela menghabiskan uangnya demi memenuhi kesenangannya ber-game online. Ada beberapa game online yang sangat digemari, di mana barang-barang fiktif tersebut bisa dibeli dengan uang “nyata”.

Di rumah pun, anak-anak sampai lupa makan atau belajar dan lebih memilih online. Tak jarang pula saat satu keluarga berkumpul, tetapi semua sibuk online dengan gadgetnya sendiri-sendiri.

Dari paparan Mas Valentino, ada banyak ancaman gangguan kepribadian, namun paling tidak ada 6 jenis gangguan yang dapat kita pelajari:

1. Gangguan kepribadian berupa emosi yang sebentar-sebentar meledak di saat online, mengamuk karena mudah tersinggung.

Orang yang mengidap gangguan ini tampak normal pada awalnya. Beberapa hari atau jam sebelumnya mereka bisa saja melakukan pembicaraan-pembicaraan lucu atau komentar-komentar hangat. Akan tetapi beberapa saat kemudian berubah marah-marah dan mengumpat disebabkan sesuatu yang menyinggung perasaannya.

Kenapa hal itu bisa terjadi di Internet?

    • Kebanyakan dari kita hanya bisa menahan hasrat untuk melakukannya di dunia nyata, yang apabila dilakukan mungkin bisa membuahkan “sebuah tinju” ke wajah kita.

 

    • Pengguna internet kebanyakan menyembunyikan identitas aslinya, sehingga mereka dengan bebas mengeluarkan isi hati dan kemarahannya tanpa khawatir reputasinya menjadi jelek.

 

  • Karena pengungkapan perasaan dalam bentuk tulisan sering terlihat datar dan tidak menggambarkan emosi dengan jelas, seperti halnya nada suara, mimik wajah dan bahasa tubuh lainnya disaat tatap muka langsung, sehingga orang cenderung menggunakan kata-kata yang tajam, kasar dan keras untuk mewakili sebuah perasaan tertentu.

2. Gangguan Kepribadian dimana orang memiliki toleransi rendah dalam sebuah forum.

Dapat digambarkan sebagai seseorang yang mencari-cari kepuasan untuk dipenuhi segera atau ingin menghindari dari rasa sakit dalam waktu cepat. Pada awalnya mirip dengan perilaku anak tujuh tahunan yang menginginkan sebuah mainan, dan akan berteriak dengan menghentak-hentakan tangan dan kakinya agar segera mendapatkan apa diinginkannya.

Bagi orang yang suka menulis dan melakukan posting, sering kali merasa bahwa postingannya sangat sempurna. Penulisnya hampir setiap waktu mengecek masuknya komentar yang baru diberikan pembacanya. Jika ia mendapat komentar-komentar miring penuh kritik, maka dengan cepat ia akan meluncurkan jawaban yang akan mematahkan tanggapan itu.

Jika tidak ada yang memberikan komentar, dia akan mengirimkan komentarnya sendiri – mungkin dengan nama lain – untuk meramaikan tulisannya.

3. Münchhausen syndrome

Ini adalah penyakit mental di mana orang menciptakan gejala atau penyakit pada diri mereka atau anak mereka untuk mendapat investigasi, penanganan, perhatian, simpati dan kenyamanan dari tenaga medis. Dalam beberapa hal, orang yang menderita sindrom Münchausen memiliki pengetahuan medis yang tinggi. Contohnya orang yang terkena sindrom ini menyuntik diri mereka dengan benda yang terinfeksi, sehingga harus dilakukan analisis medis dan memperpanjang masa inap mereka di rumah sakit.

Suatu kondisi di mana seseorang dengan sengaja membuat kebohongan, menirukan, menambah buruk suatu keadaan, atau mempengaruhi diri sendiri agar sakit dengan tujuan diperlakukan seperti orang sakit.

Ini terjadi karena sangat mudah melakukan kebohongan dalam kehidupan nyata, dan sepuluh kali lebih mudah melakukannya di internet, karena tidak ada seorang pun bisa memeriksa kebenaran fakta-faktanya.

4. Gangguan kepribadian dimana keadaannya adalah seseorang tergoda untuk memaksa orang lain pada saat online karena sangat perfeksionisme.

Gangguan kepribadian jenis ini bisa dijelaskan dengan contoh kegilaan akan tata bahasa. Ketika orang menemukan suatu kesalahan tata bahasa atau penulisan kata yang keliru dari orang lain dalam sebuah posting atau komentar, maka dia langsung menyerang dan dengan keras memprotesnya.

Dalam kenyataannya penderita gangguan ini merasakan ketakutan yang tidak logis terhadap dunia yang lebih berantakan, lebih kotor dan lebih kacau dibanding seharusnya yang dia pikirkan; sehingga secara cepat keadaan menjadi lebih buruk, dan akan mengalami kehancuran sampai ada seseorang yang memperbaikinya.

Di internet, setelah membaca setiap komentar-komentar, orang normal akan menderita nasib yang sama. Tata bahasa yang keliru, pilihan kata yang tidak tepat, atau bahasa gaul yang membingungkan, mendesak anda untuk mengoreksinya (tukang protes).

5. Perilaku merendahkan diri sendiri.

Dalam kehidupan nyata, gangguan ini dapat dikenal dengan perilaku merendahkan diri sendiri (bukan rendah hati) secara berlebihan dan sadar untuk mendapat perhatian orang lain (caper)

Jika sampai kepada tingkat ekstrem, hal itu dapat berubah menjadi pelecehan seksual secara online, dimana pelecehan menjadi sebuah tindakan nyata.

Ini bisa terjadi karena pencari perhatian bisa mendapatkan apa yang diinginkannya di internet, bila perlu orang tersebut nekat merendahkan dirinya sendiri dengan bahasanya, foto-foto atau adegan video online.

6. Internet Asperger’s Syndrome (atau E-spergers)

Seseorang yang dicap sebagi E-spergers adalah orang yang secara konsisten dan dapat diprediksi (karena kebiasaannya) menulis komentar-komentar yang aneh, janggal, buruk yang sifatnya menyerang, tidak sopan, menghina dan menyakiti hati.

Karena perilakunya konsisten dan dapat diprediksi inilah, maka E-spergers dapat melakukan segala macam hal termasuk Cyber-Bully (Troll) atau  Cyber-bullying (Trolling). Namun orang yang melakukan Cyber-bullying belum tentu dapat dicap sebagai E-spergers.

Sindrom Asperger atau Asperger disorder yaitu salah satu gejala autisme di mana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima oleh banyak orang.

Walau memiliki gejala Autisme, Sindrom Asperger sebenarnya dapat dibedakan dari gejala autisme lainnya karena  dilihat dari kemampuan linguistik dan kognitif para penderitanya yang relatif tidak mengalami penurunan. Bahkan menurut para ahli,  mereka yang menderita  Sindrom Asperger  memiliki IQ yang relatif tinggi atau rata-rata. Hal ini berarti sebagian besar penderita sindrom Asperger bisa hidup secara mandiri.

Penderita sindrom Asperger sering kesulitan memahami ironi, sarkasme, dan penggunaan bahasa slang, apalagi memahami mimik muka/ekspresi orang lain, dan cenderung berbahasa dengan gaya formal. Mereka juga tergolong sulit bersosialisasi dengan orang lain dan cenderung menjadi pemalu, tergantung tingkat keparahan penyakit atau perkembangan si penderita sendiri.

Dari pemahaman inilah, kita mungkin dapat mengenal E-spergers, bahwa mereka yang berkomentar atau bahkan menulis pada media online, khususnya media online sosial, adalah orang yang secara sadar tidak memiliki filter untuk memahami “what to say and what not to say online.”

Walau bukan penyakit mental, mereka yang mengidap penyakit ini perlu diterapi secara khusus. Hal ini dilakukan agar mereka dapat memperbaiki cara berkomunikasi dengan lingkungannya dan dapat diterima dalam pergaulan.

**

Dari uraian tersebut, semoga dapat menjadi perhatian kita semua, khususnya bagi orang tua agar mewaspadai ini semua, paling tidak jangan sampai ancaman ini terjadi pada diri kita, keluarga kita apalagi anak-anak kita. Manfaatkan internet secara bijak, bukannya menjadikan kita sebagai budak internet.

—-

Untuk mendengar kembali hasil talkshow IDKITA dapat dilihat melalui link http://youtube.com/user/idkitakompasiana

Symber Gambar : www.teachmedia.org

‘Parenting Control’ : Workshop Perdana IDKita Kompasiana
Persiapan Seminar Hari Ibu Nasional 2012

About Deasy Maria

Sekjen IDKITA

Related posts

  • Kasus Asusila Kediri: Terdakwa Dapat Dikenakan Penggabungan Tindak Pidana Selama 20 Tahun

    Kasus Asusila Kediri: Terdakwa Dapat Dikenakan Penggabungan ...

    23 Mei 2016

  • Tangani Masalah Yuyun Jangan Tergesa-gesa dan Asal-asalan!

    Tangani Masalah Yuyun Jangan Tergesa-gesa dan Asal-asalan!

    7 Mei 2016

  • #NyalaUntukYuyun: Perangi Kekerasan Seksual Pada Anak!!

    #NyalaUntukYuyun: Perangi Kekerasan Seksual Pada Anak!!

    4 Mei 2016

  • Darurat Nasional Kejahatan Seksual Terhadap Anak di Indonesia

    Darurat Nasional Kejahatan Seksual Terhadap Anak di ...

    25 Oktober 2014

  • blogger
  • youtube
  • twitter
  • rss
  • googleplus
  • facebook
  1. Popular
  2. Recent
  • Talkshow Pemanfaatan TIK di Mall Taman Anggrek Jakarta

    Talkshow Pemanfaatan TIK di Mall Taman Anggrek Jakarta

    5 Agustus 2014
  • Ancaman Gangguan Kepribadian Karena Online

    Ancaman Gangguan Kepribadian Karena Online

    24 November 2012
  • IDkita Menyambut Hari Ibu Nasional 2012

    IDkita Menyambut Hari Ibu Nasional 2012

    17 Desember 2012
  • Persiapan Seminar Hari Ibu Nasional 2012

    Persiapan Seminar Hari Ibu Nasional 2012

    26 November 2012
  • IDKita Kompasiana Dan Pustekkom Dikbud

    IDKita Kompasiana Dan Pustekkom Dikbud

    19 September 2012
  • PBNU Minta Publik Bijak Gunakan Medsos

    PBNU Minta Publik Bijak Gunakan Medsos

    30 Desember 2016
  • Jokowi Ingin Ada Kampanye Masif untuk Penggunaan Medsos yang Positif

    Jokowi Ingin Ada Kampanye Masif untuk Penggunaan Medsos yang Positif

    30 Desember 2016
  • Menkominfo: Hampir 800 Ribu Situs Sebar Hoax di Internet

    Menkominfo: Hampir 800 Ribu Situs Sebar Hoax di Internet

    30 Desember 2016
  • Jokowi Minta Hukum Tegas dan Keras untuk Penebar Kebencian di Medsos

    Jokowi Minta Hukum Tegas dan Keras untuk Penebar Kebencian di Medsos

    30 Desember 2016
  • Jokowi Perintahkan Evaluasi Media Online Penebar Hoax dan Provokasi

    Jokowi Perintahkan Evaluasi Media Online Penebar Hoax dan Provokasi

    30 Desember 2016
  1. Recent Posts

    • PBNU Minta Publik Bijak Gunakan Medsos

      PBNU Minta Publik Bijak Gunakan Medsos

      30 Desember 2016
    • Jokowi Ingin Ada Kampanye Masif untuk Penggunaan Medsos yang Positif

      Jokowi Ingin Ada Kampanye Masif untuk Penggunaan Medsos yang Positif

      30 Desember 2016
    • Menkominfo: Hampir 800 Ribu Situs Sebar Hoax di Internet

      Menkominfo: Hampir 800 Ribu Situs Sebar Hoax di Internet

      30 Desember 2016
    • Jokowi Minta Hukum Tegas dan Keras untuk Penebar Kebencian di Medsos

      Jokowi Minta Hukum Tegas dan Keras untuk Penebar Kebencian di Medsos

      30 Desember 2016
    • Jokowi Perintahkan Evaluasi Media Online Penebar Hoax dan Provokasi

      Jokowi Perintahkan Evaluasi Media Online Penebar Hoax dan Provokasi

      30 Desember 2016
  2. News in Pictures

    PBNU Minta Publik Bijak Gunakan Medsos
    Jokowi Ingin Ada Kampanye Masif untuk Penggunaan Medsos yang Positif
    Menkominfo: Hampir 800 Ribu Situs Sebar Hoax di Internet
    Jokowi Minta Hukum Tegas dan Keras untuk Penebar Kebencian di Medsos
    Jokowi Perintahkan Evaluasi Media Online Penebar Hoax dan Provokasi
    Kasus Asusila Kediri: Terdakwa Dapat Dikenakan Penggabungan Tindak Pidana Selama 20 Tahun
    Tangani Masalah Yuyun Jangan Tergesa-gesa dan Asal-asalan!
    #NyalaUntukYuyun: Perangi Kekerasan Seksual Pada Anak!!
    Dialog Penanganan Kekerasan Online Pada Anak dan “Sex Tourism”
    IDKITA Mengisi Workshop EMAX Tentang Waspada Cyber-Bullying Terhadap anak
    HUT IIDI ke 60: IDKITA Bersama KOMNASPA Mengisi Seminar Tentang Kekerasan Anak
    IDKITA Bersama IWAPI Jawa Tengah Membahas Masalah Kekerasan Anak
    Darurat Nasional Kejahatan Seksual Terhadap Anak di Indonesia
    Justeru MA yang Mengancam Terjadinya “Kiamat” Internet di Indonesia
    Dibalik Kisah Sebuah Sekolah “Kumuh” di Tengah Kota Ambon
    Memahami Cyberbullying dan Cyberstalking Secara Sederhana
    Sosialisasi Pemanfaatan TIK di Universitas Kristen Indonesia Maluku
    Tidak Semua Pedofil Memiliki Gangguan Jiwa
    Indar Atmanto di Mata Saya
  3. Popular Posts

    • Talkshow Pemanfaatan TIK di Mall Taman Anggrek Jakarta

      Talkshow Pemanfaatan TIK di Mall Taman Anggrek Jakarta

      5 Agustus 2014
    • Ancaman Gangguan Kepribadian Karena Online

      Ancaman Gangguan Kepribadian Karena Online

      24 November 2012
    • IDkita Menyambut Hari Ibu Nasional 2012

      IDkita Menyambut Hari Ibu Nasional 2012

      17 Desember 2012
    • Persiapan Seminar Hari Ibu Nasional 2012

      Persiapan Seminar Hari Ibu Nasional 2012

      26 November 2012
    • IDKita Kompasiana Dan Pustekkom Dikbud

      IDKita Kompasiana Dan Pustekkom Dikbud

      19 September 2012
  4. Kontak Kami

    Email :
    info@idkita.or.id
    Pengaduan/Konsultasi:
    aduan.idkita@gmail.com
    Phone (SMS) : 081328506987

    Konsultasi :
    valentino@idkita.com
    BB : 2BA9795D
    WA: 081212974432 (Konfirmasi Melalui SMS)
    Waktu : 18:00 - 22:00 WIB
  • blogger
  • youtube
  • twitter
  • rss
  • googleplus
  • facebook
© Copyright 2013, IDKITA Community All Rights Reserved. | Powered by WordPress | Designed by Idkita