Minggu , 7 Maret 2021
  • Home
  • Kontak Kami

IDKITA Community

Hentikan Kekerasan Pada Anak
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
    • Pendaftaran Sukarelawan
    • Permohonan Kegiatan
    • Konsultasi dan Pengaduan
  • kegiatan
  • Artikel
  • Berita
  • Tutorial
    • Parenting Control
    • Tips dan Trik
  • Parenting
    • Artikel Parenting
    • Aplikasi Parenting Control
      • Aplikasi Android
      • iOS
      • Blackberry
      • Windows Phone
  • Galeri Video
  • FAQs
    • FAQ Pedofilia
Artikel
  • PBNU Minta Publik Bijak Gunakan Medsos
  • Jokowi Ingin Ada Kampanye Masif untuk Penggunaan Medsos yang Positif
  • Menkominfo: Hampir 800 Ribu Situs Sebar Hoax di Internet
  • Jokowi Minta Hukum Tegas dan Keras untuk Penebar Kebencian di Medsos
  • Jokowi Perintahkan Evaluasi Media Online Penebar Hoax dan Provokasi
  • Kasus Asusila Kediri: Terdakwa Dapat Dikenakan Penggabungan Tindak Pidana Selama 20 Tahun
  • Tangani Masalah Yuyun Jangan Tergesa-gesa dan Asal-asalan!
You Are Here: Home » Laporan Kegiatan » Waspada Predator Seksual Online

Waspada Predator Seksual Online

Posted by :Deasy Maria Posted date : 24 Oktober 2012

ortu

Selasa, 23 Oktober 2012, kembali lagi IDkita Kompasiana mengudara, on air, berbincang mengenai Internet Sehat dan Aman melalui Radio Suara Edukasi, kementrian pendidikan dan kebudayaan. Kali ini topik yang diangkat adalah Predator Seksual Online.

Di awal talkshow, Mas Valentino menjelaskan latar belakang mengapa topik kali ini sangat penting untuk dibicarakan. Salah satu alasan yang dikemukakan adalah semakin marak perilaku orang dewasa yang memperdayai anak-anak dalam hal seksual. Bahkan menurutnya, ia merasa kecewa terhadap statement “pejabat negara” yang terlalu terburu-buru dan tidak pada tempatnya memberikan penilaian terhadap korban “predator seksual online”, sementara proses hukumnya sedang berjalan.

Predator seksual online, diibaratkan seperti binatang buas yang mencari mangsanya untuk ditangkap dan diperdayai. Mereka memanfaatkan kelemahan anak-anak yang pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang besar dan ingin mencoba-coba sesuatu yang baru. Keadaan labilnya anak-anak kita dalam memutuskan mana yang pantas dan mana yang tidak, dimanfaatkan bagi predator seksual online untuk melancarkan rayuan dan aksinya.

Disinggung pula mengenai pedofilia, yaitu gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau remaja  yang biasanya ditandai dengan suatu kepentingan seksual pada anak-anak. Mas Valen melihat kecendrungan menjadi pedofil juga dapat terjadi pada remaja itu sendiri. Walau belum disinggung mengenai batasan usia remaja yang dapat disebut sebagai pedofil, namun dalam literatur wikipedia.org  dapat diketahui bahwa batasan usia pedofil dengan korbanya minimal adalah 5 tahun. Sehingga dengan demikian, kalau anak berusia 17 tahun memperdayai secara seksual terhadap anak berusia 12 tahun dapat disebut sebagai pedofil.

Dari pengertian yang dipaparkan, kita dapat mengetahui bahwa dengan kemudahan internet, para predator seksual dan pedofil semakin leluasa melancarkan aksinya. Pelaku-pelaku tersebut kadang sulit diidentifikasi, karena keberadaan mereka pada kehidupan sehari-hari terlihat baik, sopan dan terpelajar.

Dalam aksi para predator seksual online ini, menurut Mas Valen, mereka tidak ragu untuk memberikan hadiah, seperti pulsa telpon untuk tetap berhubungan dengan calon korbannya. Masih menurut Mas valen, para pedofil dan perdator seksual online melancarkan aksinya dalam beberapa tahap pendekatan. Awalnya melalui komunikasi chatting atau sejenisnya, kemudian step berikutnya mereka akan berusaha melakukan pembicaraan melalui telepon, dan pada akhirnya mereka akan berupaya untuk mengajak calon korbannya bertemu langsung (kopdar)

Satu hal yang menarik dari paparan Mas Valen, ia menyinggung tentang korban harus diperlakukan sebagai korban, apapun alasannya dan apapun bentuk atau jenis hubungannya. Dia menolak adanya anggapan bahwa hubungan seksual antar remaja, apalagi antara orang dewasa dan anak-anak dapat dianggap “selesai”  hanya karena alasan “suka sama suka”. Menurutnya, bahkan ketika seorang anak gadis berperilaku menggoda, sebagai orang dewasa tidak patut tergoda dan memanfaatkan keadaan untuk melakukan hubungan seksual.

Beberapa undang-undang yang menyangkut perlindungan anak dijadikannya sebagai dasar argumentasi.  Khususnya pasal 81 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, pada ayat 1 disebutkan bahwa, setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).

Hal paling mendasar dan sangat penting dilihat dari ketentuan undang-undang ini seperti disebutkan pada ayat 2 pasal tersebut, dimana disebutkan bahwa  Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.

Ya, membujuk dan melakukan tipu muslihat melalui fasilitas online sangat dimungkinkan dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab, para pedofil dan predator seksual.

Dengan demikian, diharapkan semua orang tua, bahkan masyarakat luas dapat memahami bahwa tanggung jawab untuk melindungi anak-anak kita adalah hal yang paling penting untuk diingat.

Diakhir  talkshow, Mas Valen memberikan beberapa masukan untuk para orang tua, yang kemudian saya dapat rangkum sebagai berikut:

Apa Tanda Bahwa Anak Anda Memiliki Resiko On-line?

Anak anda menghabiskan banyak waktu on-line, terutama pada malam hari.

Sebagian besar anak yang menjadi korban predator seks menghabiskan banyak waktu on-line, khususnya di chat room. Mereka mungkin  on-line setelah makan malam dan pada akhir pekan. Sepulang sekolah, mereka langsung mengurung dirinya di kamar, terlihat mereka adalah anak-anak yang manis dan patuh teradap prang tua.  Tetapi dalam situasi tersebut, mereka melakukan kontak on-line melalui chatting bersama teman-teman, membuat teman baru, menghabiskan waktu, dan kadang-kadang mencari informasi seksual eksplisit. Sementara banyak pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh mungkin berharga, orang tua harus mempertimbangkan pemantauan jumlah waktu yang dihabiskan mereka untuk on-line.

Anak-anak yang on-line berada pada kondisi risiko terbesar apabila mereka melakukannya di malam hari. Sementara para pelaku biasanya on-line sepanjang waktu,  mereka bekerja di siang hari dan menghabiskan malam mereka dengan mencari dan memikat anak-anak.

Anda menemukan pornografi di komputer (media penyimpanan lain) milik Anak

Pelanggar (pemangsa/predator) seksual sering memasok calon korban mereka dengan pornografi sebagai sarana membuka diskusi seksual dan rayuan. Pornografi anak dapat digunakan untuk menunjukkan kepada calon korban (anak) bahwa seks antara anak-anak dan orang dewasa adalah “normal.” Orang tua harus sadar akan fakta bahwa seorang anak dapat menyembunyikan file porno di media penyimpanan mereka yang lain (flash disk, CD/DVD, smartphone). Ini dapat terjadi jika komputer yang terhubung dengan internet juga digunakan oleh anggota keluarga lainnya.

Anak Anda menerima panggilan telepon dari orang-orang yang anda tidak tahu atau mereka melakukan panggilan, terkadang jarak jauh, ke nomor yang tidak anda kenal.

Setelah melakukan pembicaraan dengan anak secara on-line dan menemukan sensasi . Sebagian besar predator ingin berbicara dengan anak-anak di telepon. Mereka sering terlibat dalam “phone sex” dengan anak-anak dan sering berusaha untuk merencanakan sebuah pertemuan yang sebenarnya untuk melakukan seks secara nyata.

Sementara seorang anak mungkin ragu-ragu untuk memberikan nomor telepon rumahnya, para predator akan berusaha untuk melakukan percakapan dengan anak melalui auido Chat atau Video Chat.  Beberapa predator seks bahkan berani memberikan pulsa atau akun skype yang dapat melakukan panggilan bebas pulsa, sehingga korban yang potensial dapat menghubungi para predator tersebut tanpa diketahui orang tua.

Anak anda menerima email, hadiah, atau paket dari seseorang yang anda tidak tahu.

Sebagai bagian dari proses rayuan, kadang kala predator seksual mengirim surat, foto, dan segala macam hadiah kepada calon korban mereka. Para pelaku ini bahkan berani mengirimkan tiket pesawat agar anak melakukan perjalanan untuk bertemu dengan mereka.

Anak anda menjadi tidak tertarik dengan aktivitas keluarga.

Kadang anak-anak tidak tertarik dengan aktivitas keluarga, mereka memilih untuk berdiam di rumah dan di kamar mereka. Termasuk juga sedikit membuka pembicaraan bersama orang tua mereka tentang permasalahan yang mereka hadapi. Dalam kondisi ini, para predator seks seolah-olah dapat menjadi seorang konselor bagi permasalahan mereka dan mampu memikat hati dan perhatian anak-anak, seolah-olah mereka mampu memberikan jalan keluar bagi semua persoalan anak. Dengan kondisi ini anak dapat tergantung terhadap mereka dalam berbagai hal, termasuk menceritakan persoalan di keluarga bahkan di sekolah.

Anak anda menggunakan akun on-line milik orang lain.

Jika anda tidak berlangganan layanan on-line atau layanan Internet, anak anda mungkin bertemu para predator secara on-line di rumah teman atau perpustakaan. Sebagian besar komputer saat ini memiliki fasilitas koneksi internet apalagi smartphone. Para pelaku atau predator dapat memberikan anak-anak sebuah akun yang sudah mereka siapkan untuk berkomunikasi.

Apa yang harus anda lakukan jika anak anda kedapatan berkomunikasi dengan predator seksual secara online?1.

  1. Yang paling awal kendalikan emosi anda sebagai orang tua
  2. Carilah waktu dan suasana yang tepat untuk berbicara secara terbuka dengan anak tentang kecurigaan anda. Katakan terlebih dahulu bahwa apa yang akan anda jelaskan adalah bentuk rasa cinta dan kasih sayang kepada mereka, dan karenanya itu anda ingin melindungi mereka dari segala gangguan dan ancaman
  3. Pelajar predartor seks sesuai bahasa yang mudah di pahami oleh anak-anak
  4. Katakan kepada mereka tentang bahaya para predator seks.
  5. Memeriksa ponsel pintar atau komputer anak secara kontinyu dan bilamana perlu pada saat mereka tidak tahu. Jika Anda tidak tahu bagaimana? Bertanyalah kepada teman, rekan kerja, saudara, atau orang lain yang tahu tentang hal ini. Pornografi atau segala jenis komunikasi seksual dapat menjadi tanda peringatan.
  6. Gunakan parental control atau layanan telepon yang dapat memblokir telepon asing yang masuk ke HP sekaligus anda dapat mengawasi mereka memanfaatkan peralatan mereka. Apabila tidak mengerti, dapat menanyakan pada orang yang mengerti hal ini
  7. Memantau akses anak anda untuk semua jenis komunikasi elektronik  dan termasuk akun media sosial anak. Perlu anda ketahui bahwa para predator selalu bertemu dengan calon korban melalui chat room. Setelah bertemu seorang anak on-line, mereka akan terus berkomunikasi secara elektronik sering melalui e-mail. Ini adalah hal tersulit, karena anak akan menolak bila anda ingin campur tangan pelihat privasi mereka. Ini memang tantangan, anda harus bisa membuat aturan yang jelas, ketika anak anda di berikan fasilitas internet maka mereka juga seharusnya memahami aturan yang anda buat.
  8. Jangan lupa untuk mendokumentasikan, apa yang anda temui saat memeriksa peralatan dan fasilitas komunikasi online anak. Kalau email, dapat langsung di print. Kalau sesuatu yang tidak dapat anda print (atau anda tidak tau cara mendokumentasikannya), gunakan digital foto atau fasilitas foto pada ponsel anda untuk merekamnya. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menindak para pedator seksual.
  9. Diskusikan persoalan-persoalan anak ini dengan orang yang memahaminya. Jangan diselesaikan sendiri secara perorangan, minimal dalam rumah tangga, ada ibu dan ayah. Atau paling tidak ada anggota keluarga lain. Bicarakan agar menemukan jalan keluar untuk mengatasi persoalan yang anda temui sebelum menegur anak dan atau melaporkannya ke pihak berwajib bila bukti-bukti dirasa cukup.

Apa yang dapat anda lakukan untuk meminimalkan kemungkinan anak anda mengalami pelecehan  seksual secara online?

    1. Terus meningkatkan pemahaman agama dan moral kepada anak
    2. Sediakan waktu anda bersama anak anda, sesibuk apapun anda.
    3. Jangan berikan peralatan cangih kepada anak anda bila anda tidak mampu mengawasi mereka.
    4. Buat aturan atau kesepakatan apabila anda memutuskan untuk memenuhi keinginan mereka untuk mendapatkan peralatan atau fasilitas internet baik melalui komputer maupun smartphone, seperti pemeriksaan berkala pada peralatan atau sanksi-sanksi apabila mereka kedapatan melanggar kesepakatan yang sudah anda buat.
    5. Berkomunikasi, dan berbicara dengan anak secara terbuka tentang korban seksual dan potensi bahaya ketika mereka on-line
    6. Dampingi anak-anak anda pada saat on-line, apakah mereka mengajarkan Anda tentang favorit mereka on-line tujuan.
    7. Jauhkan komputer dan peralatan lain yang terhubung internet dari kamar tidur anak anda
    8. Tempatkan komputer di ruang keluarga, atau area yang dapat terlihat oleh anggota keluarga lain.
    9. Manfaatkan Aplikasi  Parental Control yang tersedia secara gratis. Kalau anda tidak tahu cara memasangnya, anda dapat bertanya atau mencari tutorialnya di internet.
    10. Ajarkan anak Anda tanggung jawab penggunaan sumber daya on-line.
    11. Cari tahu apakah terdapat perlindungan terhadap akses internet anak di sekolah,  perpustakaan umum, dan di rumah teman-teman anak anda. Ini adalah semua tempat, di luar pengawasan normal anda, di mana anak anda bisa menemukan seorang predator on-line.

 

Memahami dengan benar  jika anak anda mengalami bentuk eksploitasi seksual, yakinkan diri anda bahwa anak anda tersebut adalah korban dan tidak bersalah. Pelaku HARUS memikul tanggung jawab penuh untuk apa yang diperbuatnya.

Instruksikan anak anda (buat aturan atau larangan)

  1. Untuk tidak pernah mengatur pertemuan tatap muka dengan seseorang yang mereka bertemu secara on-line;
  2. Untuk tidak pernah meng-upload (post) foto diri ke internet atau layanan on-line yang lain kepada orang-orang yang mereka tidak kenal secara pribadi;
  3. Untuk tidak pernah memberikan informasi identitas seperti nama, alamat rumah, nama sekolah, atau nomor telepon;
  4. Untuk tidak pernah men-download gambar dari sumber yang tidak diketahui, karena ada kesempatan baik mungkin terdapat gambar seksual eksplisit;

Masukan untuk para remaja

  1. Amalkan ajaran agamamu dengan baik dan benar.
  2. Ingat bahwa kita hidup di masyarakat yang berbudaya luhur, jangan terpengaruh dengan perkembangan zaman, kehidupan hura-hura, pesta pora, gaya hidup yang tidak cocok dengan budaya kita
  3. Pasang foto yang sesuai dan wajar di media sosial kalau anda sudah cukup usia menggunakannya.
  4. Sebutkan bahwa anda adalah pelajar, siswa/siswi (khususnya siswi) pada biodata anda di media sosial.
  5. Jangan sebarkan informasi pribadi.
  6. Berusahalah untuk terbuka menceritakan masalahmu pada orang tua.
  7. Jangan memenuhi ajakan kopdar oleh orang asing (kalaupun merasa penasaran, ajaklah teman atau keluarga pada saat bertemu).
  8. Jangan pernah percaya dan terbuai dengan rayuan apapun melalui chat anda bisa terancam karena mereka bisa menyimpan pembicaraan, apalagi foto dan ajakan melihat video.
  9. Ingat benar, para predator sangat pintar merayu, mereka tidak segan-segan memberikan hadiah, pulsa dll.
  10. Ingat benar pembicaraanmu di telepon dapat di rekam
  11. Ingat benar bahwa semua yang direkam (chat, email, foto, Vide chat dll) dapat dijadikan senjata untuk mengancam kamu menuruti keinginan mereka.
  12. Ingat benar apa yang kamu posting di dunia maya (apalagi diberikan kepada orang yang tidak dikenal) suatu saat dapat menjadi batu sandungan untuk masa depanmu.
  13. Hindari menerima telepon atau membalas sms di malam hari  terutama dari orang yang tidak dikenal secara baik.
  14. Batasi dirimu menggunakan fasilitas chat messenge.
  15. Tutup Web cam-mu, entah dengan apa, stiker mungkin, apa saja yang bisa kamu bisa tutup saat kamu online.

Pada akhir talkshow, pesan penting yang disampaikan oleh Mas Valen kepada para remaja putri, “Ingat benar kamu tidak sendiri. Seperti di tengah tanah lapang yang dipenuhi orang banyak, saat engkau di puji karena kelebihan dan prestasimu maka orang tuamu akan tesenyum, sebaliknya jika kamu menelajangi dirimu di depan orang banyak, orang tuamu tentu akan menangisimu. Setega itukah kamu membuat mereka seperti itu?”

Semoga bermanfaat

Note : Rekaman talkshow Idkita  Kompasiana melalui Radio Suara Edukasi, dapat didengar kembali melalui http://youtube.com/user/idkitakompasiana

Ilustrasi: puncakdunia.files.wordpress.com

*Tayang di Kompasiana pada tanggal 24 October 2012 | 07:28

Curhat di Media Sosial Menjadi Terobosan Baru IDKita Kompasiana Dan Pustekkom Dikbud
‘Parenting Control’ : Workshop Perdana IDKita Kompasiana

About Deasy Maria

Sekjen IDKITA

Related posts

  • Dialog Penanganan Kekerasan Online Pada Anak dan “Sex Tourism”

    Dialog Penanganan Kekerasan Online Pada Anak dan ...

    20 Maret 2016

  • IDKITA Mengisi Workshop EMAX Tentang Waspada Cyber-Bullying Terhadap anak

    IDKITA Mengisi Workshop EMAX Tentang Waspada Cyber-Bullying ...

    13 Mei 2015

  • HUT IIDI ke 60: IDKITA Bersama KOMNASPA Mengisi Seminar Tentang Kekerasan Anak

    HUT IIDI ke 60: IDKITA Bersama KOMNASPA ...

    16 Februari 2015

  • IDKITA Bersama IWAPI Jawa Tengah Membahas Masalah Kekerasan Anak

    IDKITA Bersama IWAPI Jawa Tengah Membahas Masalah ...

    16 Februari 2015

  • blogger
  • youtube
  • twitter
  • rss
  • googleplus
  • facebook
  1. Popular
  2. Recent
  • Talkshow Pemanfaatan TIK di Mall Taman Anggrek Jakarta

    Talkshow Pemanfaatan TIK di Mall Taman Anggrek Jakarta

    5 Agustus 2014
  • Ancaman Gangguan Kepribadian Karena Online

    Ancaman Gangguan Kepribadian Karena Online

    24 November 2012
  • IDkita Menyambut Hari Ibu Nasional 2012

    IDkita Menyambut Hari Ibu Nasional 2012

    17 Desember 2012
  • Persiapan Seminar Hari Ibu Nasional 2012

    Persiapan Seminar Hari Ibu Nasional 2012

    26 November 2012
  • IDKita Kompasiana Dan Pustekkom Dikbud

    IDKita Kompasiana Dan Pustekkom Dikbud

    19 September 2012
  • PBNU Minta Publik Bijak Gunakan Medsos

    PBNU Minta Publik Bijak Gunakan Medsos

    30 Desember 2016
  • Jokowi Ingin Ada Kampanye Masif untuk Penggunaan Medsos yang Positif

    Jokowi Ingin Ada Kampanye Masif untuk Penggunaan Medsos yang Positif

    30 Desember 2016
  • Menkominfo: Hampir 800 Ribu Situs Sebar Hoax di Internet

    Menkominfo: Hampir 800 Ribu Situs Sebar Hoax di Internet

    30 Desember 2016
  • Jokowi Minta Hukum Tegas dan Keras untuk Penebar Kebencian di Medsos

    Jokowi Minta Hukum Tegas dan Keras untuk Penebar Kebencian di Medsos

    30 Desember 2016
  • Jokowi Perintahkan Evaluasi Media Online Penebar Hoax dan Provokasi

    Jokowi Perintahkan Evaluasi Media Online Penebar Hoax dan Provokasi

    30 Desember 2016
  1. Recent Posts

    • PBNU Minta Publik Bijak Gunakan Medsos

      PBNU Minta Publik Bijak Gunakan Medsos

      30 Desember 2016
    • Jokowi Ingin Ada Kampanye Masif untuk Penggunaan Medsos yang Positif

      Jokowi Ingin Ada Kampanye Masif untuk Penggunaan Medsos yang Positif

      30 Desember 2016
    • Menkominfo: Hampir 800 Ribu Situs Sebar Hoax di Internet

      Menkominfo: Hampir 800 Ribu Situs Sebar Hoax di Internet

      30 Desember 2016
    • Jokowi Minta Hukum Tegas dan Keras untuk Penebar Kebencian di Medsos

      Jokowi Minta Hukum Tegas dan Keras untuk Penebar Kebencian di Medsos

      30 Desember 2016
    • Jokowi Perintahkan Evaluasi Media Online Penebar Hoax dan Provokasi

      Jokowi Perintahkan Evaluasi Media Online Penebar Hoax dan Provokasi

      30 Desember 2016
  2. News in Pictures

    PBNU Minta Publik Bijak Gunakan Medsos
    Jokowi Ingin Ada Kampanye Masif untuk Penggunaan Medsos yang Positif
    Menkominfo: Hampir 800 Ribu Situs Sebar Hoax di Internet
    Jokowi Minta Hukum Tegas dan Keras untuk Penebar Kebencian di Medsos
    Jokowi Perintahkan Evaluasi Media Online Penebar Hoax dan Provokasi
    Kasus Asusila Kediri: Terdakwa Dapat Dikenakan Penggabungan Tindak Pidana Selama 20 Tahun
    Tangani Masalah Yuyun Jangan Tergesa-gesa dan Asal-asalan!
    #NyalaUntukYuyun: Perangi Kekerasan Seksual Pada Anak!!
    Dialog Penanganan Kekerasan Online Pada Anak dan “Sex Tourism”
    IDKITA Mengisi Workshop EMAX Tentang Waspada Cyber-Bullying Terhadap anak
    HUT IIDI ke 60: IDKITA Bersama KOMNASPA Mengisi Seminar Tentang Kekerasan Anak
    IDKITA Bersama IWAPI Jawa Tengah Membahas Masalah Kekerasan Anak
    Darurat Nasional Kejahatan Seksual Terhadap Anak di Indonesia
    Justeru MA yang Mengancam Terjadinya “Kiamat” Internet di Indonesia
    Dibalik Kisah Sebuah Sekolah “Kumuh” di Tengah Kota Ambon
    Memahami Cyberbullying dan Cyberstalking Secara Sederhana
    Sosialisasi Pemanfaatan TIK di Universitas Kristen Indonesia Maluku
    Tidak Semua Pedofil Memiliki Gangguan Jiwa
    Indar Atmanto di Mata Saya
  3. Popular Posts

    • Talkshow Pemanfaatan TIK di Mall Taman Anggrek Jakarta

      Talkshow Pemanfaatan TIK di Mall Taman Anggrek Jakarta

      5 Agustus 2014
    • Ancaman Gangguan Kepribadian Karena Online

      Ancaman Gangguan Kepribadian Karena Online

      24 November 2012
    • IDkita Menyambut Hari Ibu Nasional 2012

      IDkita Menyambut Hari Ibu Nasional 2012

      17 Desember 2012
    • Persiapan Seminar Hari Ibu Nasional 2012

      Persiapan Seminar Hari Ibu Nasional 2012

      26 November 2012
    • IDKita Kompasiana Dan Pustekkom Dikbud

      IDKita Kompasiana Dan Pustekkom Dikbud

      19 September 2012
  4. Kontak Kami

    Email :
    info@idkita.or.id
    Pengaduan/Konsultasi:
    aduan.idkita@gmail.com
    Phone (SMS) : 081328506987

    Konsultasi :
    valentino@idkita.com
    BB : 2BA9795D
    WA: 081212974432 (Konfirmasi Melalui SMS)
    Waktu : 18:00 - 22:00 WIB
  • blogger
  • youtube
  • twitter
  • rss
  • googleplus
  • facebook
© Copyright 2013, IDKITA Community All Rights Reserved. | Powered by WordPress | Designed by Idkita