我們只售賣RELX電子煙原裝煙彈,一顆煙彈可以使用3-5天。 提供100%原裝正品RELX煙彈,悅刻菸彈, 各種不同口味齊全,正品RELX專用煙彈現貨快速發貨。 選擇RELX悅刻電子菸煙彈,不要猶豫,按下加入購物車,為你將要到來的時尚和愉快下單!
Selasa, 23 Oktober 2012, kembali lagi IDkita Kompasiana mengudara, on air, berbincang mengenai Internet Sehat dan Aman melalui Radio Suara Edukasi, kementrian pendidikan dan kebudayaan. Kali ini topik yang diangkat adalah Predator Seksual Online.
Di awal talkshow, Mas Valentino menjelaskan latar belakang mengapa topik kali ini sangat penting untuk dibicarakan. Salah satu alasan yang dikemukakan adalah semakin marak perilaku orang dewasa yang memperdayai anak-anak dalam hal seksual. Bahkan menurutnya, ia merasa kecewa terhadap statement “pejabat negara” yang terlalu terburu-buru dan tidak pada tempatnya memberikan penilaian terhadap korban “predator seksual online”, sementara proses hukumnya sedang berjalan.
Predator seksual online, diibaratkan seperti binatang buas yang mencari mangsanya untuk ditangkap dan diperdayai. Mereka memanfaatkan kelemahan anak-anak yang pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang besar dan ingin mencoba-coba sesuatu yang baru. Keadaan labilnya anak-anak kita dalam memutuskan mana yang pantas dan mana yang tidak, dimanfaatkan bagi predator seksual online untuk melancarkan rayuan dan aksinya.
Disinggung pula mengenai pedofilia, yaitu gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau remaja yang biasanya ditandai dengan suatu kepentingan seksual pada anak-anak. Mas Valen melihat kecendrungan menjadi pedofil juga dapat terjadi pada remaja itu sendiri. Walau belum disinggung mengenai batasan usia remaja yang dapat disebut sebagai pedofil, namun dalam literatur wikipedia.org dapat diketahui bahwa batasan usia pedofil dengan korbanya minimal adalah 5 tahun. Sehingga dengan demikian, kalau anak berusia 17 tahun memperdayai secara seksual terhadap anak berusia 12 tahun dapat disebut sebagai pedofil.
Dari pengertian yang dipaparkan, kita dapat mengetahui bahwa dengan kemudahan internet, para predator seksual dan pedofil semakin leluasa melancarkan aksinya. Pelaku-pelaku tersebut kadang sulit diidentifikasi, karena keberadaan mereka pada kehidupan sehari-hari terlihat baik, sopan dan terpelajar.
Dalam aksi para predator seksual online ini, menurut Mas Valen, mereka tidak ragu untuk memberikan hadiah, seperti pulsa telpon untuk tetap berhubungan dengan calon korbannya. Masih menurut Mas valen, para pedofil dan perdator seksual online melancarkan aksinya dalam beberapa tahap pendekatan. Awalnya melalui komunikasi chatting atau sejenisnya, kemudian step berikutnya mereka akan berusaha melakukan pembicaraan melalui telepon, dan pada akhirnya mereka akan berupaya untuk mengajak calon korbannya bertemu langsung (kopdar)
Satu hal yang menarik dari paparan Mas Valen, ia menyinggung tentang korban harus diperlakukan sebagai korban, apapun alasannya dan apapun bentuk atau jenis hubungannya. Dia menolak adanya anggapan bahwa hubungan seksual antar remaja, apalagi antara orang dewasa dan anak-anak dapat dianggap “selesai” hanya karena alasan “suka sama suka”. Menurutnya, bahkan ketika seorang anak gadis berperilaku menggoda, sebagai orang dewasa tidak patut tergoda dan memanfaatkan keadaan untuk melakukan hubungan seksual.
Beberapa undang-undang yang menyangkut perlindungan anak dijadikannya sebagai dasar argumentasi. Khususnya pasal 81 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, pada ayat 1 disebutkan bahwa, setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
Hal paling mendasar dan sangat penting dilihat dari ketentuan undang-undang ini seperti disebutkan pada ayat 2 pasal tersebut, dimana disebutkan bahwa Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
Ya, membujuk dan melakukan tipu muslihat melalui fasilitas online sangat dimungkinkan dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab, para pedofil dan predator seksual.
Dengan demikian, diharapkan semua orang tua, bahkan masyarakat luas dapat memahami bahwa tanggung jawab untuk melindungi anak-anak kita adalah hal yang paling penting untuk diingat.
Diakhir talkshow, Mas Valen memberikan beberapa masukan untuk para orang tua, yang kemudian saya dapat rangkum sebagai berikut:
Apa Tanda Bahwa Anak Anda Memiliki Resiko On-line?
Anak anda menghabiskan banyak waktu on-line, terutama pada malam hari.
Sebagian besar anak yang menjadi korban predator seks menghabiskan banyak waktu on-line, khususnya di chat room. Mereka mungkin on-line setelah makan malam dan pada akhir pekan. Sepulang sekolah, mereka langsung mengurung dirinya di kamar, terlihat mereka adalah anak-anak yang manis dan patuh teradap prang tua. Tetapi dalam situasi tersebut, mereka melakukan kontak on-line melalui chatting bersama teman-teman, membuat teman baru, menghabiskan waktu, dan kadang-kadang mencari informasi seksual eksplisit. Sementara banyak pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh mungkin berharga, orang tua harus mempertimbangkan pemantauan jumlah waktu yang dihabiskan mereka untuk on-line.
Anak-anak yang on-line berada pada kondisi risiko terbesar apabila mereka melakukannya di malam hari. Sementara para pelaku biasanya on-line sepanjang waktu, mereka bekerja di siang hari dan menghabiskan malam mereka dengan mencari dan memikat anak-anak.
Anda menemukan pornografi di komputer (media penyimpanan lain) milik Anak
Pelanggar (pemangsa/predator) seksual sering memasok calon korban mereka dengan pornografi sebagai sarana membuka diskusi seksual dan rayuan. Pornografi anak dapat digunakan untuk menunjukkan kepada calon korban (anak) bahwa seks antara anak-anak dan orang dewasa adalah “normal.” Orang tua harus sadar akan fakta bahwa seorang anak dapat menyembunyikan file porno di media penyimpanan mereka yang lain (flash disk, CD/DVD, smartphone). Ini dapat terjadi jika komputer yang terhubung dengan internet juga digunakan oleh anggota keluarga lainnya.
Anak Anda menerima panggilan telepon dari orang-orang yang anda tidak tahu atau mereka melakukan panggilan, terkadang jarak jauh, ke nomor yang tidak anda kenal.
Setelah melakukan pembicaraan dengan anak secara on-line dan menemukan sensasi . Sebagian besar predator ingin berbicara dengan anak-anak di telepon. Mereka sering terlibat dalam “phone sex” dengan anak-anak dan sering berusaha untuk merencanakan sebuah pertemuan yang sebenarnya untuk melakukan seks secara nyata.
Sementara seorang anak mungkin ragu-ragu untuk memberikan nomor telepon rumahnya, para predator akan berusaha untuk melakukan percakapan dengan anak melalui auido Chat atau Video Chat. Beberapa predator seks bahkan berani memberikan pulsa atau akun skype yang dapat melakukan panggilan bebas pulsa, sehingga korban yang potensial dapat menghubungi para predator tersebut tanpa diketahui orang tua.
Anak anda menerima email, hadiah, atau paket dari seseorang yang anda tidak tahu.
Sebagai bagian dari proses rayuan, kadang kala predator seksual mengirim surat, foto, dan segala macam hadiah kepada calon korban mereka. Para pelaku ini bahkan berani mengirimkan tiket pesawat agar anak melakukan perjalanan untuk bertemu dengan mereka.
Anak anda menjadi tidak tertarik dengan aktivitas keluarga.
Kadang anak-anak tidak tertarik dengan aktivitas keluarga, mereka memilih untuk berdiam di rumah dan di kamar mereka. Termasuk juga sedikit membuka pembicaraan bersama orang tua mereka tentang permasalahan yang mereka hadapi. Dalam kondisi ini, para predator seks seolah-olah dapat menjadi seorang konselor bagi permasalahan mereka dan mampu memikat hati dan perhatian anak-anak, seolah-olah mereka mampu memberikan jalan keluar bagi semua persoalan anak. Dengan kondisi ini anak dapat tergantung terhadap mereka dalam berbagai hal, termasuk menceritakan persoalan di keluarga bahkan di sekolah.
Anak anda menggunakan akun on-line milik orang lain.
Jika anda tidak berlangganan layanan on-line atau layanan Internet, anak anda mungkin bertemu para predator secara on-line di rumah teman atau perpustakaan. Sebagian besar komputer saat ini memiliki fasilitas koneksi internet apalagi smartphone. Para pelaku atau predator dapat memberikan anak-anak sebuah akun yang sudah mereka siapkan untuk berkomunikasi.
Apa yang harus anda lakukan jika anak anda kedapatan berkomunikasi dengan predator seksual secara online?1.
20 Maret 2016
13 Mei 2015
16 Februari 2015
16 Februari 2015